Rabu, 18 Juli 2012

KUBURAN SEBAGAI SUMBER “KEBERUNTUNGAN” DAN JUGA MALAPETAKA

Oleh: Rosiana Guguraty dan Mardon Bobode
Foto ProfilSalah satu kepercayaan di desa Wayaua, kecamatan Bacan Timur yaitu masyarakat setempat masih mempercayai bahwa di kuburan ada sumber keberuntungan atau dengan kata lain, segala yang kita inginkan dapat kita wujudkan ketika kita meminta di kuburan tempat nenek moyang, orang tua atau orang yang kita sayangi yang sudah meninggal.
Ada suatu kisah nyata yang terjadi di desa Wayaua, Kecamatan Bacan Timur ketika  saya bersama dengan  saudara ayah saya, yang bernama Dince, biasanya saya memanggilnya tante. Saat itu ia datang dari tobelo, pada sore harinya tante saya mengajak kami sekeluarga untuk pergi ke kubur kakek kami yang sudah meninggal, kemudian kami semua berangkat bersama-sama pergi ke kubur kakek, pada saat kami sampai ke kubur, kami melakukan kegiatan yang pertama adalah membersihkan kubur kakek, sementara kami semua membersihkan kubur bersama-sama kemudian terdengar suara yang berkata  “papa tolong tunjukan nomor kepada saya, supaya saya mau memasang togel”, ternyata suara tersebut adalah suara tante saya. Artiya tante saya menginginkan agar ia mendapat pentunjuk dari kakek kami yang sudah meninggal untuk memasang nomor/togel. pada saat itu juga kami semua kaget dan hampir tertawa dengan apa yang di lakukan tante saya. Pada saat kami mau pulang, tante saya berpaling dari pandangan kami dan memandang ke kubur kakek lalu dia berkata “baba ho lio ohi” dalam bahasa Tobelo yang artinya “ayah kami pulang dulu” artinya tante saya meyakini bahwa kakek kami masih ada dan tante kami memohon permisi untuk kembali ke rumah. Dari situ saya berpikir mengapa tante saya bisa percaya dengan hal-hal seperti itu…? lalu saya berpikir mungkin ada pengalaman-pengalaman yang pernah dialami oleh tante saya terkait dengan kepercayaan agama suku.
Pengalaman lain yang sering saya jumpai, yaitu ketika pada bulan Desember dan hal ini terjadi seiap tahun. Pengalaman ini tidak hanya terjadi pada desa saya tetapi hampir semua tempat. Biasanya orang Kristen dalam menyambut hari raya Natal dan Tahun Baru, yaitu sebelum tanggal 25 Desember dan 31 Desember ketika memasuki Tahun Baru, semua orang pergi ke kubur untuk membersihkan kubur keluarga mereka masing-masing karena berdasarkan kepercayaan mereka, mereka meyakini bahwa apabila seseorang sudah berjanji untuk pergi ke kubur tetapi kemudian dia tidak pergi ke kubur yang sudah di janjikannya, pada waktu mereka membuat kue,  kue tersebut  rusak. Mereka meyakini bahwa hal ini terjadi karena mereka tidak pergi ke kubur keluarga mereka sebelum mereka membuat kue. Artinya, menurut kepercayaan mereka bahwa orang-orang yang sudah meninggal, mereka sering membuat perhitungan dengan keluarga mereka yang masih hidup apabila keluarga mereka yang masih hidup tidak memperhatikan kuburan keluarga mereka yang sudah meninggal.
Selain hal tersebut di atas, ada juga pengalaman lain, mereka meyakini bahwa ketika kita tidak sering ke kubur keluarga kita yang sudah meninggal, arwah mereka seringkali datang menemui kita, baik pada waktu kita sedang tidur (melalui mimpi) maupun melalui cara lain, misalya keluarga kita yang sudah meninggal, mereka berbicara melalui orang lain (mereka merasuki diri orang lain). Mereka meyakini bahwa hal ini terjadi karena mereka tidak saling memperhatikan (saudara-bersaudara), atau ketika mereka tidak memperhatikan kubur keluarga mereka yang sudah meninggal.
Demikianlah pengalaman singkat yang kami paparkan di atas. Kami menyadari bahwa masih banyak hal yang harus perlu dikritisi demi melengkapi pribadi kita dalam membangun teologi kita di masa sekarang terutama bagi teman-teman yang mengontrak matakuliah Pengantar Agama-agama Lokal. Oleh sebab itu, dengan penuh rendah hati kami menerima segala kritikan dari segenap pembaca untuk melangkapi artikel singkat ini…! Kiranya persoalan ini menjadi pergumulan kita bersama…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar